Kisah Populer: Aku Menjadi Pixel Dalam Hatimu Yang Tak Bisa Diperbaiki



Cahaya rembulan menari di atas Danau Zamrud, memantulkan wajah Lin Mei. Dulu, wajah itu bersinar dengan kenaifan seorang putri yang dimanjakan. Sekarang, hanya ada sisa-sisa kerinduan dan kegelapan yang mengintai di balik mata elangnya. Ia ingat, dengan pahit, bagaimana cinta dan kekuasaan, dua sisi mata uang yang sama, telah merenggut segalanya.

Lin Mei, putri kesayangan Kaisar, jatuh cinta pada Pangeran Zhao, pewaris takhta yang ambisius. Cintanya tulus, bagai bunga plum yang mekar di tengah musim dingin. Namun, Pangeran Zhao, terobsesi dengan kekuasaan, memanfaatkannya. Ia menikahi Lin Mei bukan karena cinta, melainkan demi memperkuat posisinya di istana. Ketika takhtanya aman, ia menuduh Lin Mei berkhianat dan menjebloskannya ke penjara bawah tanah. Di sanalah, dalam kegelapan dan kesunyian, cinta Lin Mei mati, digantikan oleh tekad yang membara.

Lima tahun berlalu. Lin Mei melarikan diri, bukan dengan jeritan amarah, melainkan dengan perencanaan yang cermat. Ia menghilang dari pandangan publik, berganti identitas, dan mulai membangun kekuatannya dari nol. Ia belajar seni bela diri dari seorang biksu pertapa di pegunungan, mengasah kecerdasan politiknya dari para pedagang ulung, dan mengumpulkan pengikut setia yang percaya pada visinya. Ia menjadi kupu-kupu yang keluar dari kepompong, lebih kuat, lebih indah, dan jauh lebih mematikan.

Ketika ia kembali ke istana, ia bukan lagi Lin Mei yang dulu. Ia adalah Nyonya Bai, seorang pedagang kaya raya yang memiliki pengaruh besar di seluruh kekaisaran. Ia mendekati Pangeran Zhao, yang kini telah menjadi Kaisar, bukan dengan dendam yang membabi buta, melainkan dengan ketenangan yang membekukan darah. Ia memanipulasi pasar, menjatuhkan bisnis-bisnisnya, menghancurkan reputasinya di mata rakyat. Ia meruntuhkan kerajaannya satu demi satu, seperti menghapus pixel dari sebuah lukisan.

Setiap malam, Lin Mei menatap Danau Zamrud, mengenang masa lalunya. Luka-lukanya masih terasa perih, tapi ia tidak membiarkannya mengendalikannya. Ia menggunakan rasa sakitnya sebagai bahan bakar, membiarkannya membentuk dirinya menjadi sosok yang lebih kuat. Balas dendamnya bukanlah tentang darah dan air mata, melainkan tentang keadilan yang diam-diam dilaksanakan dengan presisi yang menyakitkan. Ia ingin Kaisar Zhao merasakan apa yang ia rasakan: kehilangan, pengkhianatan, dan kehancuran.

Akhirnya, saat Kaisar Zhao terpojok, kehilangan segalanya, ia menyadari siapa Nyonya Bai sebenarnya. Ia memohon ampun, tapi Lin Mei hanya tersenyum dingin. "Cinta adalah kelemahan," katanya, suaranya bagai desiran angin sebelum badai. "Dan aku telah menyingkirkan semua kelemahanku."

Kaisar Zhao dikutuk hidup dalam kemiskinan dan kesepian, menyaksikan kerajaannya diatur ulang dengan tangan besi yang lembut. Lin Mei, sang putri yang dulu dicampakkan, kini berdiri di puncak kekuasaan, bukan sebagai seorang Kaisar, melainkan sebagai pembuat raja. Ia telah membuktikan bahwa kehancuran bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang baru.

Lin Mei menatap Danau Zamrud untuk terakhir kalinya, senyum tipis bermain di bibirnya. Aku tidak hanya menghancurkan hatimu, aku telah menjadi bayangan yang selamanya akan menghantuimu...

You Might Also Like: Mimpi Menangkap Babi Hutan Ternyata Ini

Post a Comment

Previous Post Next Post